Jumat, 19 Agustus 2011

Arema Tak Risau Budgeting Cap

Foto: Ist
Foto: Ist
Ketika PSSI membatasi pengeluaran klub dengan budgeting cap, nafsu belanja Arema Indonesia tak terpengaruh. Dari sejumlah nama yang telah dan akan didatangkan di Stadion Kanjuruhan, jelas bukan properti yang murah.

Empat pemain anyar yang sudah teken kontrak, Arif Suyono, Saktiawan Sinaga, Hendro Siswanto dan kiper Dian Agus Prasetyo diperkirakan sudah hampir mencapai Rp1,5 miliar. Belum lagi pemain tim nasional yang diincar seperti Hamka Hamzah dan M Roby.

Nama terakhir malah dikabarkan sudah tandatangan pra kontrak dengan klub berjuluk Singo Edan. Padahal Arema masih membutuhkan empat pemain asing untuk melengkapi skuad lokal yang banyak dihuni pemain timnas. Tercatat sekarang ini ada delapan pemain timnas di skuad Arema.

Untuk membeli pemain anyar, diperkirakan klub berlogo singa gondrong membutuhkan paling tidak Rp5 miliar. Itu dengan asumsi pemain lokal yang akan gabung berkelas timnas, sekaligus tambahan empat pemain asing yang kini masih buram.

Belum lagi kontrak pelatih Robert Rene Albert yang diprediksi mencapai Rp1 miliar. Dengan pengeluaran sedemikian besar, Arema bakal berhadapan dengan budgeting cap yang ditetapkan PSSI sebesar Rp15 miliar untuk klub di kompetisi level teratas.

Apalagi Singo Edan juga bakal bertarung di level Asia setelah menempati posisi runner up Indonesia Super League (ISL) 2010-2011. Namun hingga kini belum diketahui apakah pengeluaran di kompetisi antar klub Asia juga dimasukkan dalam kalkulasi budgeting cap.

“Belum ada perincian apakah budgeting cap juga berlaku untuk pengeluaran kompetisi antar klub Asia. Yang jelas kami sangat memperhatian budget musim ini. Berdasar budget planning yang sudah kita susun jauh hari, sampai saat ini masih aman dan malah lebih baik dibanding tahun kemarin,” papar Sudarmaji, Media Officer Arema.

Pembelian pemain berlabel timnas, menurut pandangan manajemen Arema, bukan hanya memperbesar pengeluaran dengan harga yang relatif tinggi. Namun ke depannya juga untuk memancing pendapatan lain, seperti minat supporter ke stadion, merchandise, serta daya tawar ke sponsor.

Pembina Arema FCRendra Kresna meminta publik tidak memandang Arema dengan sudut sempit. Artinya, belanja pemain berlabel timnas maupun pelatih yang punya history menarik, merupakan sebuah investasi agar bisa meningkatkan pendapatan klub.

“Seiring dengan meningkatnya gengsi klub, maka daya jual otomatis semakin tinggi pula. Itu yang ingin kami terapkan di Arema, tanpa memandang aturan seperti budgeting cap. Target kita Arema musim ini sudah bersih dari krisis finansial,” tutur Rendra.

Musim lalu, Arema menghabiskan dana di kisaran Rp25 miliar karena bertarung di dua kompetisi sekaligus, yakni ISL dan Liga Champion Asia (LCA). Dengan kompetisi yang nyaris sama, kemungkinan kebutuhan Singo Edan tetap di nominal tersebut. (Kukuh Setiawan/Koran SI/edo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar